Kerajaan Tidore didirikan pada abad ke-11 oleh Syahjati atau Muhammad Naqil, yang merupakan saudara pendiri Kerajaan Ternate, Mashur Malamo. Kerajaan ini bercorak Islam pada akhir abad ke-15 di bawah Sultan Jamaluddin, mencapai masa kejayaan pada abad ke-18 di bawah kepemimpinan Sultan Nuku, dan sering bersekutu dengan Spanyol untuk melawan Portugal dan VOC. 

Sejarah awal dan perkembangan Islam
  • Pendirian: Kerajaan Tidore didirikan pada tahun 1081 Masehi oleh Muhammad Naqil atau Syahjati, yang juga merupakan saudara dari Mashur Malamo, pendiri Kerajaan Ternate.
  • Agama: Pada awal pendiriannya, agama kerajaan ini belum jelas, tetapi baru bercorak Islam setelah penguasa pertamanya, Ciriliyati (Sultan Jamaluddin), memeluk Islam pada tahun 1495-1512.
  • Pengaruh Eropa: Pengaruh asing mulai masuk setelah masuknya Islam. Tidore sempat bersekutu dengan Spanyol pada tahun 1521 untuk mengimbangi kekuatan Ternate yang bersekutu dengan Portugal. 
Masa kejayaan dan perlawanan
  • Sultan Nuku: Masa kejayaan Kesultanan Tidore diraih pada abad ke-18 di bawah kepemimpinan Sultan Nuku (memerintah 1797–1805).
  • Perlawanan terhadap VOC: Sultan Nuku berhasil mengalahkan VOC berulang kali dan memperluas wilayah kekuasaan Tidore hingga ke Papua bagian barat, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Aru.
  • Aliansi: Sultan Nuku juga mendapat dukungan dari Inggris dan para raja kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Belanda. 
Akhir kejayaan dan peninggalan
  • Kemerdekaan dan kekalahan: Setelah Spanyol mundur pada tahun 1663, Tidore menjadi salah satu kerajaan paling merdeka di Maluku dan berhasil menolak penguasaan VOC di bawah Sultan Saifuddin. Namun, akhirnya Tidore jatuh di bawah pengaruh Belanda.
  • Peninggalan: Salah satu peninggalan sejarah yang masih ada adalah istana kesultanan, yaitu Kadato Kie, yang dipugar pada tahun 1997 dan masih berdiri megah hingga kini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini